1.
Konsep
Kesehatan
Semua orang di dunia berjuang untuk mencapai satu
keadaan dimana mereka dikatakan sehat. Lalu sebenarnya apa arti sehat itu
sendiri? Pengertian sehat pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang
berfokus pada jasmaniah, seperti bebas dari penyakit atau tidak cacat dan
kurang memperhatikan hal yang bersifat mental.
Konsep
sehat itu sendiri yang memang lebih
banyakditemuii konsep tentang sakit, ini membuat pemahaman tentang sehat
mengalami kerancuan dalam batasan kesehatan sebagai pegangan suatu derajat yang
harus dicapai seseorang. Ada perbedaan antara model kesehatan Barat dan
Kesehatan Timur. Baratt lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu
mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi
medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu meliahat sehat lebih
secara menyeluruh saing berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan
terhadap penyakit. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai: “… keadaan (status) sehat utuh secara
fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas
dari penyakit, cacat dan kelemahan … “ (Smet,
1994).
Sehat dapat dikatakan, sutatu kondisi normal (baik)
secara fisik , emosi (EQ), intelektual (IQ)l, spritual (SQ) dan sosial. Dari
pernyataan diatas sudah bisa didapat tentang dimensi
sehat, berikut pemahamannya:
a.
Emosi
Orang
yang sehat secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya
mengontrol dan mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak
berlebihan dan mampu
mendidiplikan diri. Menurut Goleman emosional merupakan hasil campur dari rasa
takut, gelisah, marah, sedih dan
senang. Bagaimana reaksi emosinya, menangis, sedih, bahagia, kacau,
over-sensitive, histeris, depresi, optimis. kesehatan emosi mencangkup
kemampuan untuk bertanggung jawab menerima, dan menyampaikan perasaan nya serta
dapat menerima keterbatasan orang lain.
Jadi, pada dimensi ini Emosional sehat
tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya
takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
b.
Intelektual
Dikatakan
sehat secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam
kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam
memecahkan masalah atau mengambil keputusan. Memecahkan masalah dengan pikiran
yang tenang.
Bagaimana seseorang berfikir, wawasannya, pemahamannya, alasannya, logika dan
pertimbangnnya. Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara terus-menerus
tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan perubahan baru.
Jadi, dimensi ini seorang yang dikatakan sehat itu adalah seseorang yang
bisa berfikir dan bisa menyelesaikan permasalahan secara tenang.
c.
Sosial
Sehat
secara sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan
baik dengan sekitarnya. mampu
untuk bekerja sama. Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih
besar dan dapat berinteraksi dengan baik. Tingkah laku manusia dalam kelompok
sosial, keluarga, pernihakan, dan sesama lainnya, penerimaan norma sosial dan
pengendalian tingkah laku. Jalan yang akan kita ambil dan kedisiplinan.
Jadi, pada dimensi ini kesehatan adalah jika seseorang mampu berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya dan bisa berhubungan baik dengan sesamanya.
d.
Fisik
Dikatakan sehat bila
secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak
kekurangan sesuatu apapun atau
Suatu kondisi tubuh yang di haruskan dengan kondisi tubuh sehat. Secara umum,
manusia dalam dimensi ini mampu mempraktikan gaya hidup yang positif. Kemampuan fisik adalah
kemampuan menyelesaikan tugasn nya sehari hari, pencapaian kebugaran
(seperti kardiovaskular, paru, dan gastrointestinal), menjaga nutrisi tetap
adekut, dan ketepatan proporsi tubuh dari timbunan lemak, bebas dari penggunaan
obat-obatan, alkohol, dan rokok.
Jadi,
pada dimensi ini seorang manusia dikatakan sehat apabila tidak kekurangan satu
apapun pada fisiknya yang terlihat maupun tidak.
e.
Spiritual
Percaya
adanya beberapa kekuatan (seperti alam, ilmu pengetahuan, agama, dan bentuk
kekuatan lain) yang diperlukan manusia dalam mengisi kehidupannya. Setiap
individu memiliki nilai moral, dan etika yang dianutnya. Setiap komponen dalam
dimensi diatas dapat mengalami tumpang tindih karena faktor dalam kompinen satu
secara langsung mempengaruhi faktor lain. Seseorang yang belajarmengontrol
tingkat stres dari fisik nya diharapkanj juga dapat menjaga stamina
emosinya yang digunakan dalam menanggulangi krisis. Kesehatan prima mencangkup
semua aspek kerja dalam model. Identifikasi kesehatan dari berbagai dimensi
merupakan hal penting dalam meningkatan kesdaran kompleksitas konsep sehat.
Jadi, dalam dimensi ini kesehatan adalah seseorang percaya dengan adanya
alam lain selain alam yang terlihat dengan mata kepala sendiri.
2.
Teori
Perkembangan Kepribadian
a.
Teori Perkembangan Kepribadian Erik Erikson
Teori Erikson ini mendasarkan teori
pada libido. Maka dari itu teori ini sangat dipengaruhi oleh psikoanalisa
Freud. Disini yang dikembangkan adalah konflik yang terjadi di dalam
perkembangan seseorang. Konflik yang timbul ini akan menimbulkan krisis. Sedangkan
apabila krisis yang erjadi terselesaikan, maka akan mempengaruhi perkembangan
individu. Menurut Erikson krisis disini bukanlah suatu yang buruk, tetapi
merupakan titik tolak perkembangan psikososial Erikson dibagi menjadi delapan
tahap:
1. Basic
Trust vs Bsic Mistrust (Kepercayaan Dasar Vs Kecurigaan Dasar) 0-1th
Kebutuhan
akan rasa aman dan ketidakberdayaan menyebabkan konflik yang dialami oleh anak
dalam tahap ini adalah kepercayaan. Bila rasa aman terpenuhi, maka akan
berkembang pula kepercayaan nya pada lingkungan. Dan sebaliknya bila terganggu
dengan lingkungan, maka akan sulit untuk mengembangkan kepercayaan.ibu memegang
peranan penting pada masa ini.
2. Autonomy
vs Shame & Doubt (Otonomi Vs Perasaan Malu dan Keragun-raguan) 2-3th
Pada
masa ini organ dan fungsi tubuh sudah mulai masak dan terkoordinasi, anak dapat
melakukan gerakan secara lebih bervariasi. Dan karena itu konflik yang dihadapi
pada masa ini lebih kepada pengakuan, pujian untuk mengembangkan percaya diri.
Kedua orang tua memegang peranan penting pada masa ini.
3. Initiative
vs Guilt (Inisiatif Vs Kesalahan) 3-6 th
Disini
anak sudah mulai berinisiatif atau memm=iliki perasaan bebas untuk melakukan
sesuatu . Tapi bila dia mengembangkan keraguan sebelumnya, maka yang akan
berkemban malah rasa bersalahnya.
4. Industry
vs Inferiority (Kerajinan Vs Inferioritas) 6-11th
Anak
mulai dapat berfikir logis dan sudah mulai bersekolah.konflik yang dihadapi
pada masa ini adalah perasaan sebagai seorang yang mampu atau perasaan rendah
diri.bila ia mengembangkan kemampuannya maka akan berkembang pula gairah
untuk lebih produktif.
5. Identity
vs Role Confusion (Identitas Vs Kekacauan Identitas) mulai 12 th
Anak
lebih dihadapkan pada tutuntan untuk lebih mengenal dirinya diamana dia sudah
mulai harus memikirkan masa depannya. Konflik yang dihiadapi adalah perasaan
menemukan jati dirinya atau malah kekaburan diri.
6. Intimacy
vs Isolation (Keintiman Vs Isolasi)
Individu
sudah mulai mencari pasangan hidup. Konflik yang dihadapi pada masa ini
tentunya adalah kesiapan untuk berhubungn dengan orang lain. Seseorang
yang telah melewati tahap ini akan mendapatkan perasaan kemesraan dan
keintiman.
7. Generativity
vs Self-absorbtion (Generativitas Vs Stagnasi)
Konflik
atau krisis yang dihadapi adalah dimana muncul perasaan tuntuan untuk membantu
orang lain diluar keluarganya, sperti masyarakat umum . disini pengalaman yang
dapatmempengaruhi kemampuannya untuk bebrbuat sesuatu di masyarakat.
8.
Ego Integrity vs Despair
(Integritas Vs Keputusasaan)
Pada
masa ini seseoarang akan mulai menengok masa lalu. Prestasi dan segala sesuatu
yang didapat dimasa lalu akan menghasilkan kepuasan. Dan apabila apa yang
diraih pada masa lalu tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka akan
menimbulkan rasa kecewa.
b.
Teori Perkembangan Kepribadian Sigmun Freud
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam
diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis
inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis,
energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan
Super Ego.
Id merupakan bagian palung
primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti ego dan Super Ego
berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak
menyenangkan.
Ego merupakan bagian “eksekutif” dari
kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasakan prinsip kenyataan.
Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis,yaitu dimana Ego
berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id
berdasarkan kenyataan.
Super Ego merupakan gambaran
internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan
seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana
berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super
Ego berorientasi pada kesempurnaan.
Menurut Freud fase-fase perkembangan individu didorong oleh
energi psikis yang disebut libido. Libido
insting kehidupan yang bersifat seksual yang ada sejak manusia lahir. Ada 6
fase yang membagi perkembangan manusia menurut Freud:
a. Fase oral (0-1 tahun) : Disini anak mendapatkan kenikmatan
dan kepuasan dengan berorientasi pada mulut. Kontak sosial lebih bersifat fisik
seperti menyusui. Peran sosial biasanya dipegang oleh ibu.
b. Fase anal (1–3 tahun) : Pada fase ini kenikmatan
berpusat didaerah anus, seperti saat buang air besar. Inilah saat untuk
mengajarkan disiplin pada anak.
c. Fase falik (3–5 tahun) : Pusat kepuasan pada fase ini
adalah alat kelamin. Anak mulai tertarik pada perbedaan anatomis laki-laki dan
perempuan, dan biasanya difigurkan oleh ayah dan ibu. Pada anak laki-laki
terjadi Oedipus Kompleks atau gairah seksual.
d. Peride
laten (5–12 tahun) : Meupakan
masa tenang dimana anak mulai mengembangkan kemampuan motorik dan kognitifnya.
Anak mulai mencoba menekan rasa takut dan cemas. Anak mulai mencari fugur ideal
saat ia dewasa, homoseksual alami mulai bisa terlihat pada masa ini.
e. Fase genital ( > 12 tahun ) : Tahap kematangan pada alat
reproduksi, pusat kepuasaan berada di daerah kelamin. Disini libido mulai
diarahkan untuk hubungan heteroseksual. Dan mulai merasakan cinta kepada lawan
jenis.
c.
Teori Perkembangan Kepribadian Gordon W.
Allport
Menurut
Gordon W Allport kepribadian adalah sesuatu yang
unik dan dimiliki
masing-masing pribadi. Ada beberapa perkembangan kepribadian yaitu
:
1.
Sifat (Trait)
Di dalam kepribadian
terdapat sifat dasar yakni : (Nyata, Berkembang, Fleksibel, Empirik dan
Kemandirian yang relatif). Nah dari 5 sifat dasar ini, terdapat sifat umum dan
sifat khusus yang berkembang pada tiap-tipa sifat dasar.
2.
Traits-Habit-Atitud
Dalam struktur ini,
dinyatkan bahwa kepribadian dapat dibentuk karena sifat dasar, kebiasaan, sikap
dalam menghadapi sesuatu, dan kategori nomotetik
3.
Trait dan Konsistensi Pribadi
Stuktur ini mengarah
pada praktikum stimulus-respon. dia membagi atas 3 trait didalamnya. yaitu
(gregorius=suka berteman) (shyness=pemalu) dan (self esteem=kepercayaan diri).
4.
Propium
Propium ini adalah
struktur yang membahas tentang perkembangan baik itu dalam emosi, kecakapan
individu, kemampuan persepsi dan tujuan hidup seseorang. Perkembangannya sama
dengan perkembangan sigmund freud, ia membaginya dalam 5 tahap yaitu Oral, Anal, Phalic, Laten dan Genital.
5.
Motivasi
Kekuatan dari stuktur
notivasi dalam pribadi menurut Gordon allport berbeda dengan yang lain, dimana
ia mengatakan bahwa yang paling menunjang dala motivasi ialah kemampuan
kognitif dan perencanaan hidup. Dari dua hal itu, ia mampu membentuk motivasi
dalam dirinya karena ia telah memiliki kemampuan kognitif dan perencanaan.
6.
Otonomi Fungsional
Otonomi fungsional
adalah struktur yang membahas tentang keanekaragaman pribadi. Keanekaragaman
pribadi yang dibagi dalam dua tingkat otonomi yaitu: Kebiasaan dan Minat. Kebiasaan adalah
struktur yang terbentuk dari keterikatan lingkungan kita. Misalnya jika kita
tinggal di lingkungan yang banyak pemain bola, maka kita akan ikut juga untuk
bermain bola, sedangkan Minat adalah stuktur yang terbentuk dari kesadaran
akan target yang kita inginkan.
- Sumber :
http://pusatilmupsikologi.blogspot.com/2012/04/teori-kepribadian-gordon-w-allport.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar